a. Deskripsi
Masalah
Ajal seseorang tidak ada yang
tahu kecuali Allah I. Dia tidak
bisa menentukan kapan dia harus meninggal dan kapan umurnya akan habis. Tidak
terkecuali kepada kejadian yang menimpa saudara Sarudin (nama samaran). Saat
dia duduk nyantai ternyata ajal menjemputnya ditempat kursi duduknya tanpa
sebab yang lumrah. Setelah dimandikan
dan dikafani sesaat kemudian dia hidup lagi, selang beberapa lama dia mati
lagi.
b. Pertanyaan:
Apakah
mati ke-dua dan seterusnya wajib dimandikan lagi ?
c.
Jawaban:
Mengingat
kewajiban dimandikan bagi orang yang meninggal adalah disebabkan terwujudnya
kematian secara hakiki dan itu terwujud pada kasus ini, maka ia wajib
dimandikan kembali.
d.
Rujukan:
وَلَوْ مَاتَ مَوْتًا حَقِيْقِيًّا ثُمَّ جُهِّزَ ثُمَّ اَحْيَى
حَيَاةً حَقِيْقَةً ثُمَّ مَاتَ وَجَبَ تِجْهِيْزٌ اَخَرُ. (نهاية الزين، جـ 1/ صـ 149)
( وَغُسْلُهُ وَتَكْفِينُهُ
وَالصَّلَاةُ عَلَيْهِ وَدَفْنُهُ فُرُوضُ كِفَايَةٍ ) فِي حَقِّ الْمَيِّتِ الْمُسْلِمِ
بِالْإِجْمَاعِ ( فُرُوضُ كِفَايَةٍ ) وَإِنْ تَكَرَّرَ مَوْتُهُ بَعْدَ حَيَاةٍ حَقِيقَةٍ
، وَيَحْرُمُ تَرْكُهَا عَلَى مَنْ عَلِمَ بِهِ ، وَغَيْرِ قَرِيبٍ ، وَعَلَى جَارٍ
قَصَّرَ فِي عِلْمِهِ بِعَدَمِ الْبَحْثِ عَنْهُ. (حشيتاالقليوبي وعميرة، جـ 1 /
صـ 322)
Sumber : Hasil Musyawaroh Santri Sidogiri
Sumber : Hasil Musyawaroh Santri Sidogiri