Selasa, 21 April 2015

Filled Under:

MEMANDIKAN MAYAT YANG HIDUP LAGI


a.      Deskripsi Masalah
Ajal seseorang tidak ada yang tahu kecuali Allah I. Dia tidak bisa menentukan kapan dia harus meninggal dan kapan umurnya akan habis. Tidak terkecuali kepada kejadian yang menimpa saudara Sarudin (nama samaran). Saat dia duduk nyantai ternyata ajal menjemputnya ditempat kursi duduknya tanpa sebab yang lumrah. Setelah  dimandikan dan dikafani sesaat kemudian dia hidup lagi, selang beberapa lama dia mati lagi.
b.      Pertanyaan:
Apakah mati ke-dua dan seterusnya wajib dimandikan lagi ?
c.      Jawaban:
Mengingat kewajiban dimandikan bagi orang yang meninggal adalah disebabkan terwujudnya kematian secara hakiki dan itu terwujud pada kasus ini, maka ia wajib dimandikan kembali.
d.      Rujukan:
وَلَوْ مَاتَ مَوْتًا حَقِيْقِيًّا ثُمَّ جُهِّزَ ثُمَّ اَحْيَى حَيَاةً حَقِيْقَةً ثُمَّ مَاتَ وَجَبَ تِجْهِيْزٌ اَخَرُ. (نهاية الزين،  جـ 1/  صـ  149)

 ( وَغُسْلُهُ وَتَكْفِينُهُ وَالصَّلَاةُ عَلَيْهِ وَدَفْنُهُ فُرُوضُ كِفَايَةٍ ) فِي حَقِّ الْمَيِّتِ الْمُسْلِمِ بِالْإِجْمَاعِ ( فُرُوضُ كِفَايَةٍ ) وَإِنْ تَكَرَّرَ مَوْتُهُ بَعْدَ حَيَاةٍ حَقِيقَةٍ ، وَيَحْرُمُ تَرْكُهَا عَلَى مَنْ عَلِمَ بِهِ ، وَغَيْرِ قَرِيبٍ ، وَعَلَى جَارٍ قَصَّرَ فِي عِلْمِهِ بِعَدَمِ الْبَحْثِ عَنْهُ. (حشيتاالقليوبي وعميرة،  جـ  1 / صـ  322)

Sumber : Hasil Musyawaroh Santri Sidogiri
Comments

0 komentar:

Posting Komentar