Selasa, 21 April 2015

Filled Under:

BIAYA PANEN PENGARUHI ZAKAT?


a.      Deskripsi Masalah
Pertanian pada saat ini sungguh membutuhkan biaya yang mahal, mulai dari biaya pemupukan, panen, penyemprotan racun hama dan semisalnya, sehingga sebagian masyarakat enggan untuk mengelurkan zakat hasil,  walaupun hasilnya sudah sampai satu Nishab.
b.      Pertanyaan:
1.      Adakah qaul yang mengatakan biaya pemupukan, panen dan yang semisalnya bisa mempengaruhi prosentase pengeluaran zakat ?
2.      Jika biaya panen, pupuk dan semisalnya, lebih banyak dari hasil panen, masihkah zakat wajib dikeluarkan ?
3.      Benarkah tindakan masyarakat yang tidak mau mengeluarkan zakat, karena pertanian saat ini membutuhkan biaya yang sangat mahal ?
c.      Jawaban:
1.      Tidak ada qaul yang mengatakan biaya pertanian mempengaruhi prosentase pengeluaran zakat. Cuman ada qaul yang mengatakan, biaya tersebut bisa mempengaruhi wajib dan tidaknya mengeluarkan zakat. Jelasnya, biaya tersebut di ambil terlebih dahulu dari harta zakat sesuai dengan kadar yang di keluarkan, bila sisanya masih mencapai satu nishab maka wajib mengeluarkan zakat, dan apabila setelah dikurangi biaya tidak sampai satu nishab, maka zakat tidak wajib dikeluarkan.
2.      Tidak wajib jika mengikuti pendapat yang mengatakan, biaya tersebut dapat mempengaruhi kewajiban mengeluarkan zakat.
3.      Tafsil :
Pertama: Tidak dibenarkan, apabila setelah dikurangi biaya tersebut, sisanya tetap mencapai satu nishab.
Kedua: Dibenarkan kalau memang  setelah dikurangi biaya tersebut sisanya tidak mencapai satu nishab.
d.      Rujukan:
وَعَنْ عَطَاءٍ أَنــَّهُ يَسْقُطُ مِمَّا أصَابَ النَفَقَةَ   فََإنْ بَقِىَ مِقْدَارُ مَا فِيْهِ الزَّكَاةُ زُكِّىَ، وَإلاَّ فَلاَ. (فتاوى الأزهر جـ 1/ صـ 179)

وَتَعَرَّضَ إبْنُ الْعَرَبِىِّ فِي شَرْحِ الــتــُّرْْمُذِيِّ لِهَذِهِ الْمَسَألَةِ فَقَالَ: إخْتــَلَفَ قَوْلُ عُلَمَائِنَا، هَلْ تَحُطُّ الْمُؤْنـَةُ مِنَ الْمَالِ اْلمُزَكىَّ، وَحِيْنَئِذٍ تَجِبُ الزَّكَاةُ -أيْ فِي الصَّافِي- أوْ تــَكُوْنَ مُؤنــَةُ الْمَالِ وَخِدْمَتِهِ – حَتــَّى يَصِيْرَ حَاصِلاً- فِي رَبِّ الْمَالِ، وَتـُؤْخَذُ الزَّكَاةُ مِنَ الرَّأْسِ - أيْ مِنْ إجْمَالِيِّ اْلحَاصِلِ؟ فَذَهَبَ إلَى أنــَّهُ الصَّحِيْحُ أنْ تـــَحُطَّ وَتَرْفَعَ مِنَ اْلحَاصِلِ، وَأنَّ الْبَاقِيَ هُوَ الَّذِيْ يُؤْخَذُ عُشُرُهُ، وَاسْتَدَلَّ لِذَلِكَ بِحَدِيْثِ النَّبِيِّ -صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: "دَعُوْا الثــُلُثَ أوِ الرُّّبــُعَ"، وَأنَّ الثُّلُثَ أوِ الرُّبــُعَ يُعَادِلُ قَدْرَ اْلمُؤْنَةِ تَقْرِيْبًا، فَإذَا حُسِبَ مَا يَأْكُلُهُ رَطْبًا، وَمَا يُنْفِقُهُ مِنَ اْلمُؤْنــَةِ تَخَلَّصَ الْبَاقِي ثــَلاَثــَةَ أرْبَاعٍ، أوْ ثــُلُثــَيْنِ، قَالَ: وَلَقَدْ جَرَّبْنَاهُ فَوَجَدْنَاهُ كَذَلِكَ فِي اْلأغْلَبِ. إهـ شرح الترمذي: 3/134 ( فقه الزكاة - ليوسف القرضاوي  جـ 1/ صـ 346)

Sumber : Hasil Musyawaroh Santri Sidogiri 
Comments

0 komentar:

Posting Komentar